Kemudahan Menggunakan Fitur Point Of SDM

Bisnis kuliner di Indonesia saat ini masih menjadi incaran para pelaku usaha dari kalangan anak muda, contoh saja putra pertama dan putra bungsu dari Presiden RI saat ini, Kaesang Pangarep dengan usaha pisang nuget yang diberi nama Sang Pisang ini sudah memiliki 61 cabang di Indonesia dan putra pertama nya Gibran Rakabumi dengan Markobar dan Chili Pari nya.

Masing-masing kuliner memang selalu memiliki daya tarik tersendiri, maka tidak dipungkiri jika kehadiran startup seperti Go-food menjadi aplikasi yang sangat membantu meningkatkan omset para pengusaha kuliner.

Untuk menunjang keberadaan wirausaha muda khusus nya wirausaha pemula. Kementerian Koperasi dan UKM RI melalui Deputi Bidang Pembiayaan Kemenkop UKM Yuana Sutyowati, telah menyiapkan alokasi anggaran sebesar Rp 23,80 miliar untuk program Wirausaha Pemula.

Menurut data Kemenkop dan UKM, sampai pada akhir Agustus 2018 telah terealisasi sebanyak 1.596 Wirausaha Pemula atau 87,17% dari target. Adapun nilainya sebesar Rp 19,57 miliar, yang tersebar di 166 Kabupaten maupun Kota pada 34 Provinsi. Bantuan tersebut telah disalurkan ke kawasan Daerah tertinggal, terluar dan terdepan. Sedangkan dana bantuan Rp 1,38 miliar diberikan kepada 112 Wirausaha Pemula di kawasan Ekonomi Khusus, Untuk daerah antar kelompok berpendapatan rendah atau masyarakat miskin dana bantuan sebesar Rp 14,495 miliar diberikan kepada 1.190 Wirausaha Pemula.

Pemerintah memberikan kemudahan untuk para wirausaha pemula salah satu tujuan nya adalah agar usaha yang sudah dibentuk dapat berkembang secara siginifikan. Terutama bisnis kuliner yang kehadiran nya memang sangat dicari oleh berbagai macam kalangan.

Selain memberikan dampak positif berupa berkurang nya angka pengangguran di Indonesia, hal ini tentu nya dapat memberikan motivasi pada generasi muda untuk menciptakan lapangan pekerjaan dengan memulai belajar menjadi pengusaha sejak dini.

KENAPA HARUS PAKAI RESTOKU?

Ageng Sajiwo dan tim, melalui Restoku Indonesia menghadirkan fitur PO SDM, kehadiran fitur ini memudahkan pelaku usaha kuliner untuk mendapatkan karyawan tanpa harus menggunakan HRD. Aplikasi yang berbasis di Yogyakarta ini hadir untuk menjawab keresahan para pelaku usaha kuliner yang masih kesulitan mendapatkan karyawan.

Tanpa perlu melakukan wawancara satu per-satu, para pelaku usaha kuliner sudah akan mendapatkan karyawan sesuai yang diinginkan, cukup dengan mendownload aplikasi nya di Google Playstore. Untuk memberikan SDM bagi para pelaku usaha kuliner yang berkompeten Restoku bekerjasama dengan Funtustic Consulting. Sebuah Organizational Development, Business Planning, Head Hunting dan Team Building yang berbasis di Yogyakarta juga.

Seiring dengan adanya Era Vuca, dimana ketika bisnis tidak diberi asupan gizi berupa teknologi, maka bisnis tersebut akan usang tergerus oleh Era VUCA. Seperti pusat perbelanjaan atau departement store yang tutup akibat trend belanja online saat ini, tenaga manusia digantikan oleh mesin dan berdampak pengangguran.

Restoku ingin para pelaku wirausaha pemula ini bersahabat dengan adanya teknologi yang semakin berkembang. Ageng Sajiwo selaku CEO berharap nanti nya fitur ini dapat memberikan kemudahan untuk pelaku usaha kuliner agar lebih profitable, repeatable dan scalable.

“Disinilah letak perbedaan aplikasi kasir Restoku Indonesia dengan yang lain. Fitur SDM ini saya buat agar nanti nya bisa mempermudah kinerja wirausaha muda dan khusunya wirausaha pemula agar sadar akan penting nya teknologi. “ Jelas Ageng

Menurut nya mendapatkan karyawan yang sesuai dan pas itu tidak sulit tetapi juga tidak mudah. Melalui Restoku Indonesia yang bekerjasama dengan Funtastic Consulting. Ageng Sajiwo mengatakan dapat menjamin kualitas karyawan, karena tim dari Funtastic merupakan orang-orang yang sudah berkompeten di bidang ilmu managerial, soft skill dan support ke digital native.

Ageng Sajiwo berharap dengan adanya fitur ini para wirausaha pemula dapat dengan mudah mendapatkan karyawan ketika nanti bisnis nya sudah mencapai target dan semakin banyak memiliki cabang.