Selama pandemik ini, mungkin kita sering mendengar banyaknya restoran atau warung makan yang gulung tikar. Ini juga menjadi ketakutan kita semua apabila restoran kita tutup, padahal sebelumnya secara konsisten kita memiliki pelanggan yang datang dan membeli makanan kita.
Sebenarnya, kebangkrutan restoran tidak hanya semata dikarenakan turunnya penjualan selama pandemik. Namun, ada beberapa hal yang perlu kita evaluasi dari bisnis restoran dan warung makan kita. Berikut beberapa kemungkinan yang membuat suatu usaha kuliner tutup.
1 . Makanan Tidak Konsisten
Makanan tidak konsisten, membuat pelanggan malas balik lagi. Tidak hanya dari segi rasa, ukuran dan tampilan juga menjadi pemasalahan apabila Anda tidak menyajikannya secara pas. Tak banyak, beberapa pelanggan akan membagikan di sosial media mereka dan membuat reputasi bisnis kita menjadi turun.
Misalnya, dikarenakan harga mahal, Anda mengurangi ukuran makanan, sehingga harga jual lebih masuk, atau dikarenakan Anda malas menimbang bahan, makanan yang disajikan menjadi kecil. Tips dari permasalahan ini adalah, jangan sering mengubah tampilan atau harga dalam waktu dekat. Usahakan Anda merubahnya secara tahunan dengan informasi sebelumnya.
2 . Tidak Berusaha Memasarkan
Bagi kita yang terbiasa mendapatkan pelanggan yang datang ke warung makan atau restoran secara konsisten, mungkin jarang terpikirkan untuk memasarkannya. Namun, apabila ada situasi seperti pandemik kemarin, mungkin kita tidak terpikirkan untuk memberikan usaha ekstra untuk memasarkannya selain permasalahan kualitas makanan.
Untuk memasarkan, yang Anda butuhkan adalah membagi informasi lebih kepada pelanggan, misalnya, yang kemarin tidak memberikan informasi harga promo, Anda bisa membagikan harga promo di depan restoran Anda. Selain itu, Anda juga bisa membagikan foto menu makanan di status Whatsapp Anda agar orang melihat, dan akhirnya membelinya.
3 . Uang Habis untuk Biaya Tak Tercatat
Uang yang habis untuk biaya tak tercatat sering terjadi di banyak pelaku bisnis. Sering dari kita mengeluarkan uang untuk hal-hal kurang penting, atau bahkan tidak mencatat kebutuhan yang selalu keluar. Hal yang paling sederhana adalah membeli plastik kemasan dan biaya kebersihan / sampah. Mungkin harganya murah dan sepele, namun Anda perlu memasukkannya ke pengeluaran bisnis agar tak selalu mengeluarkan uang pribadi.
Mengatasi hal tersebut Anda perlu untuk memiliki buku catatan dan rekening terpisah. Selain itu, Anda juga perlu membuat perencanaan keuangan agar lebih tahu berapa pengeluaran rumah makan Anda setiap bulannya. Jika Anda memiliki sisa uang operasional, Anda dapat menyimpannya, untuk nantinya bisa digunakan sebagai biaya marketing, atau membeli barang dapur baru.
4 . Tidak Menggunakan Teknologi
Beberapa pemiliki bisnis kuliner atau restoran, hanya berfokus pada makanan yang disajikan, dan kadang lupa bahwa teknologi dapat membantunya mengerjakan hal-hal kecil seperti pemasaran dan keuangan. Karena malas untuk mempelajarinya, maka akhirnya stagnan disitu saja.
Jika bisnis ingin maju, hendaknya kita tidak malas untuk menggunakan teknologi. Aplikasi ringkas seperti Restoku.ID dapat menjadi alternatif bantuan Anda untuk mengelola kasir dan keuangan warung makan Anda. Anda bisa mendapatkannya di Google Playstore.